Remove these ads. Join the Worldbuilders Guild

Thozal


Half Orc who willing to protect his races from any danger from outsider. Even though half of him is a human, he is rather get along with orc


Campaign & Party

Played by
angga2000
Thu 4th Aug 2022 03:41

Mockery in Every Way Possible

by Thozal

[Pra Sesi]
 
"Ini adalah kali pertama aku keluar dari desaku dan bertemu dengan orang baru. Meski memang tidak terlalu akrab, aku merasa bisa bekerja dengan mereka (terlepas mereka itu bukanlah ras orc)."
 
"oh, ya....aku juga bertemu dengan half orc lain selain diriku dan aku merasa senang bisa bertemu dengannya. Baru aku tahu kalau ternyata ada orc lain, mungkin suatu hari aku bisa bertemu orc lain yang berpetualang di guild ini? entahlah"
 
"Ada aku, ras ikan yang nampkanya bau asin, ras goliat yang besar, ras tiefling berwarna ungu yang sempat kukira wanita, dan dua manusia. Satu berambut merah, Satu berambut hitam....”
 
“Aku ingin mengalahkan naga ketika kami sedang rapat untuk menentukan tempat mana yang harus kami cek keadaannya tapi, Banain, pemimpin gild ini, malah tepuk jidatnya dan langsung lemes pas denger omonganku. Apa ada yang salah? Bukannya malah lebih bagus bisa mengalahkan makhluk ini sebagai ancaman terbesar? Tapi, aku belum tahu kalau ternyata itu semua akan dijungkir balikkan saat aku terjun nanti.”
 
[Misi pertama]
 
"Pertama kalinya dalam hidupku.....aku harus menahan rasa malu terdalam."
 
"Bagaimana cara menyebutkannya? aku tidak pernah menahan diri sebelumnya dan selalu mengamuk untuk melindungi. Bertarung itu adalah jalanku jadi, aku tidak pernah menahan diri....."
 
“Ketika kami memasuki tujuan pertama kita yaitu, hutan mati...semua keadaan disana sudah mati. Aku tahu aroma ini dimanapun, lingkungan yang tidak mengenakan akibat pembantaian. Ada bekas cakaran dan lainnya yang menandakan tanda bahaya dimana-mana....hingga aku bertemu dengannya, Orang sebesar diriku dengan aura yang begitu mengintimidasi.”
 
“Tentu saja, aku ingin bertarung dengannya tapi, aku selalu ditahan oleh Gordon. Dia meminta kami mundur tapi apa iya aku ingin mendengarkannya? Gejolak dalam dadaku tak bisa dibendung dan aku ingin bertarung, bertarung, dan bertarung. Sangat gak enak ketika aku harus menahan gejolak ini manakala orang itu, seolah mengejekku dan berusaha mencelakai anggota tim ku kecuali, ikan bau itu. Aku biarkan saja.”
 
“Dan kau tahu apa yang lebih mengesalkan? Dia mengatakan diriku ‘lemah’....Lemah.....GILA, BAGAIMANA BISA AKU DIAM SAJA, GORDON?? DIA MENCELAKAI CALEB DAN AKU HANYA DISURUH MUNDUR KETIKA AKU BISA MENGATASINYA??”
“Di akhir, dia mengucapkan kata ‘Blight’....entah itu apa maksudnya? Mungkin namanya...”
 
“Aku tak ingin mengingat bagian ini sejujurnya karena sangat mengesalkan. Rasanya kehormataanku dipertaruhkan dalam hal ini dan aku malah memilih mundur mengikuti perintah Gordon....Aku benci ini.”
 
“Ketika tim lain istirahat, Aku dan Biru memutuskan berjaga, bahkan kalau dipaksa tidurpun, aku takkan bisa sebelum bisa melampiaskan amarahku hingga, aku mendengar lolongan serigala. Tentu, aku akan mengalahkan serigala ini untuk menumpahkan kekesalan setelah dicerca oleh makhluk Blight itu.”
 
“Aku berhasil mengalahkan hingga membanting salah satu serigala, yang mana berjumlah tiga tapi takdir seolah tak ingin aku menang. Dua lainnya mengincarku dan mengepungku...aku kewalahan, sangat kewalahan hingga akhirnya, Gordon datang dan membantu. Aku begitu membenci ini....BAHKAN SERIGALA PUN, AKU KEWALAHAN???”
 
“Apakah dunia di luar desa memang sekeras ini? Dengan pemikiran itu, aku hanya diam saja selama perjalanan hingga aku tak sadar, kalau kami semua tadi bertemu dengan manusia gagak aneh yang tersesat tapi, isi kepalaku hanya memikirkan hal-hal yang memberatkan hatiku karena kekesalan.”
 
“Setelah kami menempuh jalur wagon untuk menyelidiki tempat terakhir kami, Kami sampai di sebuah hutan berkabut. Hawa hutan ini lebih tidak bersahabat daripada hutan dimana kami menemukan makhluk Blight sebelumnya. Dan di depan sana, ada sosok besar yang tengah memotong sesuatu...entah apa itu. Aura makhluk itu tak dapat kubendung rasa menyeramkannya. Aku masih berusaha untuk melawan rasa takut ini meski Agio sendiri nampak diincar oleh makhluk itu...tapi, Gordon tetap menyuruh kami semua mundur. Aku hanya diam...takut...tangan berkeringat...dan gemetar. Kenapa aku malah takut?? Apalagi, aku adalah....calon kepala suku....aku tidak...boleh takut...”
“Aku berusaha melawan sedikit tapi.....aku tidak bohong....”
 
“Aku ingin lari dari sana....”
 
[Epilog & Catatan selama di Tower Ares]
 
“Aku tak ingin memikirkan lagi tapi, rasa bersalah menghantui dalam diriku terus menghantui dan aku sangat tak menyukainya. Ketika mereka memasuki menara yang didiami pak tua Ares, aku memutuskan tak ingin masuk dan hanya berdiam diri di pohon depan menara. Rasa mengganjal dimana aku hanya bisa lari dan tak melindungi kawanku, membuatku berpikir apakah aku memang mampu menjadi kepala suku bagi ras-ku kelak?”
 
“Ketika memikirkan itu, Pak tua bernama Ares muncul di depanku dan mengatakan hal-hal yang mampu menghilangkan rasa gundah di dadaku....setidaknya, itu yang kukira hingga dia menyerahkan sapu dan....baju pelayan wanita???????”
 
“APA MAKSUDNYA LELAKI SEPERTIKU HARUS MENGENAKAN PAKAIAN WANITA SEPERTI ITU????”
 
“Selama beberapa minggu, aku terpaksa mengenakan baju pelayan wanita tersebut...aku tak mengerti selera pak tua mesum itu dan apa maksudnya terus meledakkan tempat yang aku bersihkan???”
 
“Aku baru akan mengetahuinya setelah petualanganku berikutnya....”

The major events and journals in Thozal's history, from the beginning to today.

Pra-Sesi dan Misi Scouting Pertama

"Ini adalah kali pertama aku keluar dari desaku dan bertemu dengan orang baru. Meski memang tidak terlalu akrab, aku merasa bisa bekerja dengan mereka (terlepas mereka itu bukanlah ras orc)." "oh, ya....aku juga bertemu dengan...

03:45 pm - 10.07.2022

The list of amazing people following the adventures of Thozal.

Played by
angga2000