Remove these ads. Join the Worldbuilders Guild
Fri 4th Nov 2022 05:18

To the Cathedral of Reilicht

by Hirai Ignicia

Kita----sesuai janji, dikirim ke Barden, Kingdom of Caling. Walaupun ya Adamant masih bete, my bad. Gw juga nggak tau divine sense bisa sampai keluar.
 
It's been a long time, gw dah lama nggak balik ke Caling. Kita ketemu orang asing, agak mirip Ghulam outfitnya tapi jelas bukan orang Caling. Mereka cari kucing hitam ekor dua, gw keinget sesuatu tapi gw lupa, itu bukan kucing biasa juga. Dan kita mampir sebentar ke blacksmith, MAN GW GA TAU SI BALVAR BISA MEWEK GITU TOLONG--- but yhea in the end dia dapat armor baru walaupun harus patungan. YA KALI BAYAR 250 GOLD--500 GOLD---jadi kita bertiga bantuin tambahin dikit-dikit lah.
 
Kita ketemu yaaa semacam pemburu serigala untuk dimakan, jelas itu hal yang nggak disukai katedral gw, dan ya gw ketauan dari Reilicht. Apalagi Balvar keliatan banget dari kuil juga walaupun beda sama gw. Mereka bersiap pindah, tapi kayaknya si Balvar sama Sunshine punya rencana, sayang gw nggak bisa bantuin karena yah---percuma dong, gw dah diketahuin muka gw dari Reilicht.
 
Dan lanjut ke katedral. Gw nyoba nyari si Rhain, archbishop katedral ini. But something's wrong. Gw misah dulu dari yang lain, biarin yang lain liat-liat dulu lah.
 
Rhain kondisinya lagi nggak bagus, ternyata kasus yang seperti gw tanganin bareng Bajogg, Adamant, Sunshine, dan Balvar, sudah sering terjadi dan kemungkinan yang gw hadapin itu kasus kedelapan. Dan dia hadapi langsung makhluk aberrant dengan cara apa untuk disembuhkan agar tak tersesat tapi itu memperburuk kondisi Rhain. Di kasus ketujuh, dia udah drop. Ada surat dari Rhain, dia minta gw buat kontrol emosi, amarah gw, 'the flame'. Gw tau itu, tapi kayaknya ada pesan lain tersembunyi, gw coba cek nanti, gw perlu tau dimana dan gimana kondisi Rhain. Gw coba cek ke kamarnya, there's no respons.
 
Katanya dia tidur, bangun pun kadang tiga hari sekali, bahkann seminggu sekali, tidak menentu. Gw pening ini anak ngapain---ya jelas gw udah susah nahan pengen geplak ini anak tapi ya ini anak kudu istirahat.
 
Gw coba masuk, yes, he's sleeping. Like a dead person. It's hurt to see him like that. Apalagi gw denger dia nunggu kabar dari gw, tapi gw---bahkan nggak dapat kabar apapun dari dia, perasaan gw tinggal dia masih baik-baik aja. Tapi semenjak kasus itu, dia seperti--kena kutukan? Seolah sejak awal di target? Mau ngecek kondisi dia tapi percuma kalau biasa, dia 'sama' kayak gw, jadi mau nggak mau gw cek dari divine sense.
 
Yang gw lihat, tombak sudah retak, sudah parah malah. Dan ada darah hitam. Itu----kayak bukan darah, itu suatu hal lain. Kutukan? Mungkin? Gw coba kontak ke Rhain, dia respon, tapi lemah. Apapun itu---gw nggak bisa terima.
 
Nggak bisa.
 
Kenapa? Kenapa harus dia?
 
Dia cuman---bocah yang pengen bebas, pengen kehidupan damai, pengen bantu yang membutuhkan---
 
Ah---
 
Gadreel. Salah satu penjaga bilang siapapun dibalik dalang kasus ini, adalah penyebabnya. Yang gw ingat pas misi sebelumnya, dia terlibat pastinya.
 
Gw---nggak bisa kontrol amarah gw, nggak bisa kontrol wrath gw. Entah apa yang terjadi sama gw waktu itu--pikiran gw kalut.
 
Dimana Gadreel yang aasimar benar-benar terbutakan pride, ngebantai semua orang---nggak, tiefling yang harusnya bukan yang terlibat, dimana dia memanfaatkan serangan, sahabat gw dibunuh---bersama anaknya--- Apakah Adamant akan menjadi seperti itu nanti? Mengingat dia juga rasis dengan tiefling? Nggak----daripada itu, kondisi Rhain sekarang-- dan Raphael...Raphael, apa dia melemah? Apakah ada sesuatu terjadi dengannya? Gw--nggak tau, pikiran gw campur aduk. Bawaan gw pengen---balas dendam?
 
Gw pegang tombak itu, sekilas gw denger suara familiar, untuk ingat tugas gw di dunia ini.
 
Dan ingatan lama muncul, sebuah janji lama. Sebelum gw pergi dari Reilicht.
 
Dimana Rhain bertanya, apakah memiliki sayap berarti orang itu bebas? Gw jawab nggak, kebebasan bukan dari sayap. Rasanya bebas, tapi itu bukan kebebasan. Dia bilang---sebuah tombak, memang itu senjata terbaik saat perang, kuat, tapi hanya ujung pedangnya pendek, aslinya rapuh. Dia nggak diberkahi raga setangguh gw--gw cuman bisa bilang apaan sih lu punya spesialisasinya sendiri yang nggak gw bisa, setiap 'senjata' itu beda. Gw tau dia selalu kepikiran itu semenjak ditunjuk jadi archbishop.
 
Oh, dan keinginan lama dia yang pengen menjelajah dunia luar, dia pengen keluar dan mencoba berpetualang--bareng gw? Dia pengen coba teh hijau dan makanan manis khas timur. Ya gw tau dia suka makanan manis, he's sweet tooth indeed dan doyan teh.
 
Dan dari situ---kontrol emosi gw balik. Saat gw sadar, dia---genggam tangan gw, dia ngerespon. Gw cuman bisa minta maaf, gimana ya? Rasa bersalah gw--karena nggak bisa di sisinya, gw takut nggak bisa nepatin janji gw. Tau dia bakal maafin gw kalau dia bangun tapi tetep aja--sakit...
 
Gw dapat kabar, harusnya gw dapat surat dari Golden Wing soal ini, tapi sayangnya sampai sekarang gw nggak dapat kabar apapun dari Golden Wing atau Reilicht. Selain karena gw diminta datang ke Golden Wing pas banget sama Adamant disuruh bawa aasimar lain, akhirnya keluarga Estrella setuju untuk mengirim seorang prodigy (?) untuk mengabari walau gw sendiri aja nggak tau sih.
 
Pas gw balik keluar nyoba nyari yang lain, gw cuman nemu Adamant yang masih liat-liat batu permata instalasi di katedral, dia tanya ke gw apa gw bisa bantu dia buat periksa batu--merah? Gw nggak tau ada batu merah itu sebelumnya? Tapi gw minta nanti aja pas nggak ada orang, malam mungkin. Dan tetiba ada Anthond, dia rekan lama gw dan dari angkatan yang sama. Bawa Balvar sama Sunshine----astaga kalian ngapain pake armor segala? Kita diantar istirahat di barak, ya maap gw disini cuman paladin jadi bukan haha orang tinggi atau apapun.
 
Pas malam kayaknya si Balvar sama Sunshine mau nyoba nolong serigala yang tadi di kota, ya gw sih nggak masalah tapi mereka bisa lah ya-- negosiasi dulu mereka sama Adamant, walau gw iseng kasih scimitar ke Adamant buat nakut-nakutin mereka but well gw kasih aja deh.
 
Mereka pergi, gw sama Adamant balik ke tempat batu-batuan tadi. Gw yang terbang karena gw pikir, kalau Adamant yang ambil, gw takut dia kenapa-kenapa. Bener kan, si Anthond marah. Dia marah besar, sampai armornya jadi hitam---well, memang armor Reilicht bisa color shifting jadi hitam tergantung emosinya. Untuk kasus armor gw mah---lain cerita.
 
Awalnya gw pikir kenapa--tapi ternyata, itu batu, pecahan jiwa Adamant, satu-satunya cara untuk menopang kehidupan si Rhain. Gw baru tau soal ini. Akhirnya dia jelasin, penjelasannya sama, dia diserang abberant, pada saat yang ketujuh, dia drop dan kondisinya makin memburuk. Dia nyembuhin yang 'tersesat' menurut gw dengan 'purifikasi', literally purifikasi, disembuhin hingga balik seperti semula. Dan menyembuhkan pendeta dan pasukan lain. Mereka bilang mereka nggak mau disembuhin karena kondisi Rhain sudah buruk, tapi Rhain bilang, "Tidak apa, saya---tidak mau ada yang mati". Gw tau, dia bakal bilang seperti itu.
 
Dan pihak Golden Wing yang membantu memberikan pecahan batu itu, Cobal? Tari? Gw nggak begitu tau namanya tapi yang satu itu telanjang? katanya mereka yang mengusulkan dan berkata Rhain dan katedral ini satu kesatuan, dan batu itu yes, seperti semacam life support?
 
Akhirnya gw coba negosiasi ke Adamant, apakah bisa bersabar sebentar, sampai gw bisa cari pengganti pecahan itu, walau ya gw takut Rhain kenapa-kenapa lagi, gw takut---gagal nepatin janji gw. Adamant aughury dulu buat mastiin jawabannya. Anthond ikut karena dia sendiri masih belum percaya Adamant.
 
MAN WTF WITH ADAMANT'S BOSS? CHAOTIC AMAT ANJIR----astaga ngechill nyebat. BUSET SAMPE BILANG RAPH SUSAH NGECHILL "jangan kayak Raphael lah, chill aja gitu" WTF?
 
Tapi ada suara wanita, dia berkata jika yang membutuhkan sudah berkecukupan maka ambillah, tapi jika belum ya---tahan dulu.
 
Gw coba tanya, apakah gw bisa--menggantikan dengan pecahan jiwa gw sendiri---tapi dia bilang nanti siapa yang jaga Rhain? Siapa yang jaga Raph? Siapa yang jaga Adamant? Gw asumsikan, berarti itu gw menyerahkan satu kehidupan gw dan---gw tahan itu. Dia bahkan menyinggung soal---Raph melakukan hal yang sama hingga sayapnya cuman sebelah.
 
Inti dari ini semua, kita meminta restu--katanya.
 
Dan selesai itu, Anthond mulai percaya dan meminta maaf. Dia bilang ke gw, dia emang sempet khawatir gw kenapa-kenapa karena pergi dari Reilicht, dan memang yang biasa jaga Rhain itu gw jadi dia yang bertugas jaga Rhain selama gw nggak ada. Wait, gw coba cek surat dari Rhain dari cahaya halonya Adamant, ada pesan, "Beware of the traitor". Ini gw keep dulu.
 
Gw inget, dulu ada buku yang mungkin bisa membantu memulihkan Rhain, tapi mungkin disimpan keluarga Estrella. Anthond mau bantu soal itu dan akan bilang kalau dia dapat kabar. Dia bilang dia juga bakal bantu perbekalan ke Golden Wing karena ya suhu cuaca disana dingin dan lain hal semacam itu.
 
Gw----berhutang budi sama Anthond karena dia udah jagain Rhain selama gw nggak ada.....setidaknya?
 
Tapi mungkin--sampai disitu aja dulu? Gw sama Adamant diantar balik ke barak buat istirahat.